Begini Cara Penanganan Anak Kecanduan Gadget

Pengalaman ini dilakukan di Rumah Terapy Khalifa perihal penanganan anak kecanduan gadget (game online, pornografi,dll) . Beberapa pasien yang ditangani di Rumah Terapy Khalifa rata-rata adalah anak-anak pelajar usia SD sampai SMU/SMK bahkan tidak sedikit diantara mereka yang sudah kuliah. Dari kasus tersebut ada beberapa yang discorsing dari sekolah, bahkan ada yang terancam dikeluarkan dari sekolah/pesantren/kampusnya.

Sebagaimana yang pernah saya ulas pada tulisan-tulisan saya sebelumnya, bahwa setidaknya ada lima ciri anak kecanduan gadget seperti game online/pornografi. Perlu diketahui beberapa tanda anak-anak yang mengalami kecanduan gadget adalah sebagai berikut :

  1. Emosi Meningkat Drastis : Saat dilarang bermain gadget, anak cenderung marah, melawan, menangis, atau tantrum.
  2.  Penurunan Konsentrasi : Mulai malas belajar, malas mengerjakan tugas bahkan sampai malas ke sekolah, sering menunda pekerjaan, biasanya terjadi pada anak yang sudah lancar berkomunikasi, anak akan lebih memilih bermain gadget ketimbang menyelesaikan tanggung jawabnya.
  3.  Tidak Bisa Membedakan Benar dan Salah : Anak sudah tidak membedakan tentang perilakunya sendiri, apakah yang dilakukan benar atau sudah diluar kewajaran, bahkan sampai nasehat orang tua dan orang lain sudah diabaikan
  4.  Tidak Bisa Mengontrol Waktu :Jam makan terganggu karena saat makan anak selalu meminta untuk bermain game atau menonton, jam belajar atau ibadah  digunakan untuk bermain
  5.  Penyimpangan Sosial : Tidak mau bersosialisasi karena telah merasa asyik dengan dunia virtualnya sendiri

Lalu bagaimana tahapan-tahapan terapinya bagi anak yang sudah  kecanduan gadget, simak pengalaman Agung Tazka dalam menanganinya.

#Tahap01
Melakukan observasi kepada anak : disini akan menggali informasi apa penyebab dan faktornya. Karena beberapa kasus ternyata hampir rata-rata anak-anak kecanduan gadget diawali dari pola asuh yang salah dari orang tuanya. Ada orang tua yang cenderung melabeli anaknya yang melakukan kesalahan, sehingga justru anak menjadi korban kekerasan dari orang tuanya. Namun ada beberapa faktor utamanya adalah lingkungan di sekitar rumahnya. Dari observasi tahap satu ini maka akan didapatkan data-data dan informasi walaupun masih bersifat subyektif.

#Tahap02
Melakukan observasi kepada orang tuanya, mengapa anaknya bisa mengalami hal tersebut. Informasi dari orang tua akan akan semakin menambah informasi dan data-data pendukung sehingga akan lebih obyektif. Karena ternyata beberapa kasus juga sering terjadi bahwa ternyata ada beberapa orang tua yang perlu dipsikotherapy karena telah melakukan tindak kekerasan kepada anaknya.

#Tahap03
Mengumpulkan Data Secara valid dan Empiris : Setelah mendapatkan informasi yang valid dan obyektif dari kedua belah pihak maka barulah dilakukan terapy. Beberapa pengalaman teknik psikotherapy yang dilakukan untuk anak kecanduan gadget adalah Psikotherapy Progression. Teknik ini adalah membantu mengantarkan anak agar  membangun kesadaran masa depan sukses, keberhasilan, membentuk cita-cita tinggi.


Teknik progression bisa menggunakan ilustrasi “Petani”. Yaitu seorang petani yang menanam masa depan, memanen kesuksesan dan keberhasilan masa depan.Untuk mendapatkan sukses dan keberhasilan masa depan, maka petani itu akan memulainya dari menyemai benih impian, menanam tanaman harapan, merawat tanaman kesuksesan. Namun dalam prosesnya tentunya ada hama yang akan merusaknya yaitu hama kemalasan, hama pesimis, hama keraguan dan lain-lain. Maka petani tersebut harus menghilangkan hama-hama tersebut dengan semangat, motivasi yang kuat, optimis dan meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat.

#Tahap04
Mempertemukan dengan orang tuanya. Hal ini perlu dilakukan karena sebagai terapis juga harus berfungsi sebagai mediator antara anak dan orang tuanya. Karena dengan mempertemukan kedua belah pihak akan memperat kembali hubungan keduanya, membangun komitmen positif serta saling memahami dan memaafkan.


Selain itu tahap keempat ini biasanya menjadi sarana refleksi dan perenungan bersama atas kesalahapahaman orang tua dalam mendidik anaknya, dan kesalahan anaknya dalam bersikap kepada orang tuanya. [AgungTaza]


Salam Eriksonian Hypnotherapy

Post a Comment

0 Comments